Jumat, 16 Juni 2017

Polemik Transportasi Konvensional dan Online



BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar belakang
Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Sarana transportasi sangat penting peranannya terutama untuk meningkatkan keterjangkauan (accesbility) suatu wilayah. Dengan adanya transportasi akan membuka isolasi atau daerah-daerah terpencil yang nantinya ikut berkembang seperti daerah-daerah lainnya.

Transportasi dibagi menjadi 3, yaitu transportasi darat (melalui jalan raya, dan jalan tol), transportasi udara (melalui udara), dan transportasi air (melalui sungai, laut, dan danau). Kendaraan yang menggunakan ketiga bidang transportasi yaitu motor, mobil, sepeda, kereta, pesawat, helicopter, kapal fery, perahu, dan kapal selam.   
   
Perkembangan transportasi di Indonesia dimulai dari berdatangannya bangsa asing yang juga membawa teknologi transportasi pada masanya. Sebelumnya masyarakat di Indonesia hanya menggunakan sarana transportasi hewan seperti kuda, lembu dan sapi untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat yang lain. Setelah datangnya bangsa asing transport tasi di Indonesia mulai menggunakan alat gerobak yang beroda. Kemudian perkembangan transportasi Indonesia semakin maju ketika Indonesia mulai dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada masa ini alat-alat transportasi sudah menggunakan mesin-mesin pengangkut. Kedatangan bangsa-bangsa Belanda membawa peralatan transportasi data yang sudah modern.
Perkembangan teknologi transportasi di Indonesia terus berlanjut sampai Indonesia merdeka. Pemerintah mengembangkan teknologi transportasi didorong oleh kebutuhan manusia akan transportasi. Dengan adanya transportasi dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia. Secara umum pemerintah Indonesia pada masa itu meningkatkan teknologi transportasi karena dengan adanya fungsi transportasi yaitu, pertama memperlancar hubungan, pengangkutan dan interaksi antar desa, antar kota, antar wilayah, antar pulau, bahkan antar Negara. Hal ini dilakukan karena keadaan wilayah Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan. Kedua, memperlancar mobilitas arus perperpindahan penduduk, distribusi barang dan jasa serta informasi ke seluruh pelosok tanah air.
Salah satu tranportasi yang digunakan ialah transportasi konvensional yang menjamur di Indonesia. Transportasi konvensional umumnya dimiliki perusahaan non pemerintah atau perorangan, seperti taksi, bus kota, angkutan umum, ojek dan lain sebagainya. Pada tahun 80-90an, transportasi seperti angkutan umum atau sering disebut angkot sangat diminati masyarakat, karena dahulu perkembangan mode transportasi beroda dua belum menjamur seperti saat ini, sehingga banyak masyarakat yang memilih angkot untuk memudahkan perjalanan menuju tujuan masing-masing. Dan jika memilih transportasi konvensional masih lebih efisien dikarenakan belum banyaknya kendaraan pribadi yang berlalu lalang dijalan Indonesia khususnya Jakarta sebagai Ibukota Indonesia, sehingga tingkat kemacetan masih minim.
Transportasi semakin berkembang, banyak perusahaan tranportasi pribadi yang mengeluarkan produk-produk yang dapat menarik minat masyarakat untuk membelinya. Keadaan tranportasi konvensional yang belum bisa memenuhi kenyamanan dan kecepatan membuat beberapa masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi. Semakin banyaknya kendaraan yang melintas dijalanan yang volumenya terbatas membuat kemacetan merajalela disetiap jalan yang ramai, bahkan pertigaan dan perempatan di desa bisa macet karena banyaknya kendaraan yang melintas padahal volume jalan di desa tersebut ialah terbatas.
Beberapa masyarakat yang belum mempunyai kendaraan pribadi terpaksa tetap menggunakan transportasi konvensional. Disini ada peluang yang bisa ditangkap oleh beberapa individu yang selanjutnya mendirikan usaha transportasi berbasis online yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang menginginkan transportasi yang aman, nyaman cepat dan terjangkau.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami transformasi dalam hal transportasi. Perkembangan teknologi yang semakin modern telah merambah dunia transportasi di Indonesia. Hal ini terlihat dari bermunculannya model transportasi berbasis online pada kota-kota besar di Indonesia. Mulai tahun 2014, transportasi online mulai bermunculan secara luas, walaupun pendirian salah satu transportasi online didirikan tahun 2010. Membuka peluang baru dan pandangan baru ditengah masyarakat. Munculnya kendaraan online mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi online yang lebih banyak member kemudahan dan nilai plus.
Tetapi ada satu dampak yang muncul pula, pendapatan transportasi konvensional yang menurun membuat terjadinya kompetisi dan permusuhan antara pengemudi dan perusahaan dari transportasi online dan konvensional.
I.II. Rumusan Masalah
I.II.I. Apa itu Transportasi Konvensional dan Online ditengah masyarakat ?
I.II.II. Apa dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh hadirnya ojek online?
I.II.III. Masalah apa yang muncul dari kedua mode transportasi tersebut?
I.II.IV. Bagaimana manajemen transportasi mengenai masalah tersebut?
I.II.V. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh hadirnya ojek   online?

I.III. Tujuan
Adanya Transportasi Konvensional dan Online sesungguhnya untuk membantu masyarakat dalam beraktifitas dijalan dengan lebih cepat. Mencari solusi mengenai kedua mode transportasi yang sedang kurang bisa bersahabat. Selain itu makalah ini dibuat bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai pengaruh hadirnya transportasi online terhadap transportasi konvensional dan berbagai lapisan masyarakat dan solusi mengatasi hadirnya dampak negatif dari transportasi online.






BAB II
ISI

II.I. Pengenalan Transportasi Konvensional dan Online
II.I.I. Transportasi Konvensional

Transportasi umum atau transportasi publik adalah seluruh alat transportasi saat penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Transportasi umum pada umumnya termasuk kereta dan bis, namun juga termasuk pelayanan maskapai penerbangan, feri, taksi, dan lain-lain.

Transportasi konvensional adalah transportasi umum yang biasa kita gunakan, yang telah tersedia dijalan konvensional. Di Indonesia ada beberapa jenis transportasi konvensional seperti bus, taksi, angkutan umum, bajaj, dan ojek. Sejauh ini transportasi konvensional di Indonesia, tidak semuanya baik dan nyaman bagi penumpang atau pengguna jasa transportasi konvensional. Seperti halnya kita lihat angkutan umum yang berada dijalan- jalan yang membuat kemacetan dan kendaraan yang tidak membuat penumpang nyaman, banyaknya tindak kriminal yang terjadi pada transportasi konvensional juga mengurangi ketertarikan masyarakat untuk menggunakan transportasi konvensional.

Beberapa macam transportasi konvensional :
a.       Bus
Layanan bus menggunakan bus di jalan konvensional untuk membawa penumpang banyak di perjalanan lebih pendek. Bus beroperasi dengan kapasitas rendah (yaitu dibandingkan dengan trem atau kereta), dan dapat beroperasi di jalan-jalan konvensional, dengan bus yang relatif murah berhenti untuk melayani penumpang. Oleh karena itu bus yang umum digunakan di kota-kota kecil dan kota-kota, di daerah pedesaan juga dilengkapi layanan shuttle untuk menuju kota-kota besar.
b.      Ojek
Di Indonesia, angkutan bermoda sepeda motor lebih dikenal sebagai ojek. Ojek (atau ojeg) adalah transportasi umum informal di Indonesia yang berupa sepeda motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya. Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua. Dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar dengan sopirnya dahulu setelah itu sang sopir akan mengantar ke tujuan yang diinginkan penumpangnya.
c.       Taksi
Taksi adalah jenis kendaraan untuk disewa dengan sopir, yang digunakan oleh seorang penumpang tunggal atau sekelompok kecil penumpang. Sebuah taksi mengantarkan penumpang ke lokasi pilihan mereka. Dalam mode angkutan umum, lokasi pick-up dan drop-off ditentukan oleh penyedia layanan, bukan oleh penumpang, meskipun permintaan transportasi responsif dan saham taksi memberikan modus bus/taksi hibrida.

d.      Angkutan Kota

Angkutan kota atau angkot adalah transportasi yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok dengan pengelolaan kekeluargaan dan mempunyai rute tersendiri dan memuat 10-13 orang penumpang.

Banyaknya mode transportasi konvensional, tak menjadikan transportasi ini banyak peminat. Adapun kekurangan transportasi konvensional yaitu :
a. Kurang canggih
b. Penumpang mencari pelayan transportasi
c. Untuk tarif bisa bervariasi dan kadang tawar menawar dulu baru sepakat dengan pelayan transportasi dan pelayan transportasi menyanggupi dulu baru bisa jalan.
d. Promosi pelayan transportasi konvensional ini cukup memakai papan atau triplek dipinggir jalan membuat pangkalan sendiri, dan biasanya kalau pelayan transportasi udah terkenal biasanya direkomendasikan tetangga, tergantung kepercayaan saja.
e. Pembayaran dilakukan langsung sesuai kesepakatan kadang kadang sisa tidak diambil, karena iklas. Kalau pelayan transportasi sudah dikenal bisa berhutang dahulu.
f. Penghasilan kurang banyak, karena tidak pasti dapat.
g. Kurang aman dan kurang nyaman.

II.I.II. Transportasi Online

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Jadi Jasa Transportasi Online adalah Jasa transportasi yang berbasis online.
Memang tidak bisa dipungkiri, masyarakat terutama di kota besar sedang menggandrungi  transportasi online dengan menggunakan aplikasi smartphone. Selain bisa menghemat waktu, transportasi online juga bisa menghemat uang karena banyaknya promo yang ditawarkan. Tidak hanya itu, transportasi online juga bisa mengurai tingkat kemacetan, terutama di kota-kota besar. Perubahan gaya hidup inilah yang dimanfaatkan pelaku usaha untuk memulai persaingan dalam bisnis transportasi online.
Media online menjadi sarana masyarakat dalam urusan transportasi masa kini. Tak heran pebisnis Indonesia banyak yang membuka jasa transportasi menggunakan media online. Beberapa contoh sarana transportasi online di Indonesia yaitu :
a.       Go-Jek

Pada prinsipnya, aplikasi Go Jek bekerja dengan mempertemukan permintaan angkutan ojek dari penumpang dengan jasa tukang ojek yang beroperasi di sekitar wilayah penumpang tersebut. Cukup dengan mengunduh aplikasinya dari Google Play Store, maka kita bisa memesan jasa layanan tersebut. Tarif angkutannya disesuaikan dengan jarak tempuh yang akan dicapai. Selain jasa angkutan penumpang, ada juga layanan antar barang (kurir) dan belanja.

b.      Grabbike

Hampir mirip dengan Go Jek, hanya saja layanan Grabbike belum memiliki layanan antar barang atau belanja. Saat ini, Grabbike telah beroperasi di 3 kota di kawasan Asia Tenggara yang mengalami persoalan kemacetan, seperti Ho Chi Min City dan Hanoi di Vietnam, serta di Jakarta.
c.       Grabtaxi
Grabtaxi merupakan aplikasi pemesanan taksi dengan induk perusahaan dari Malaysia. Dengan aplikasi ini, masyarakat bisa memesan taksi untuk keperluan antar jemput dengan tariff standar yang ditetapkan sesuai argo. Layanan antar jemput bisa lebih cepat karena pemesanan dilakukan melalui aplikasi yang sudah diunduh di smartphone.
d.      Uber

Uber adalah perusahaan jaringan transportasi dari Amerika yang menggunakan aplikasi di smartphone untuk pemesanan mobil. Bedanya, armada mobil yang digunakan bukan transportasi public plat kuning, melainkan mobil pribadi bernomor polisi hitam dengan logo khusus Uber. Jika menggunakan jasa ini tidak bisa membayar tunai, tapi secara online atau kartu kredit. Tarif yang ditetapkan adalah Rp 30 ribu sebagai tarif minimal dan selanjutnya dikenakan tarif perjalanan berdasar waktu dan jarak yang ditempuh. Jenis mobil yang digunakan adalah Toyota Innova, Alphard dan Hyundai Sonata.

Menggunakan jasa transportasi berbasis aplikasi online sangat memudahkan masyarakat dalam bepergian. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan penggunaan transportasi berbasis aplikasi online.

1.    Kelebihan

1.1.  Lebih terpercaya, para pengemudi ojek ataupun taksi dalam sebuah perusahaan transportasi online sudah terdaftar. Sebelumnya mereka sudah mendaftarkan diri dengan berbagai persyaratan tertentu. Termasuk dengan data diri yang jelas dan surat kelakuan baik dari kepolisian. Dengan begini, penumpang akan merasa lebih aman menggunakan pengemudi yang terdaftar.
1.2.  Praktis, jika sebelumnya kamu ingin menggunakan jasa transportasi, biasanya kamu harus keluar rumah menuju jalan raya untuk mencari kendaraan yang kosong penumpang. Kamu harus merasakan panas bahkan hujan tanpa kepastian. Tapi, jika menggunakan aplikasi maka kamu bisa memesan moda transportasi dari rumah atau tempat yang nyaman. Ojek atau taksi yang kamu pesan akan menghampirimu.
1.3.  Tarif murah dan pasti, setiap jasa transportasi online memiliki cara penghitungan tersendiri untuk tarif jasa. Kebanyakan dari mereka memiliki tarif yang lebih murah dari tarif jasa transportasi konvensional. Ditambah juga dengan adanya berbagai promo yang bisa menguntungkan penumpang. Semua tarif yang harus dibayar penumpang sudah tertera sejak awal, sehingga tidak ada proses tawar menawar dengan pengendara. Tarif pasti juga disukai oleh beberapa pelanggan.


2.    Kekurangan

2.1.  Jaringan bermasalah, karena transportasi ini menggunakan jaringan internet, maka semua sistem bergantung dengan internet. Jika jaringan sedang bermasalah, walaupun kamu melihat ada pengendara jasa transportasi online di depan mata tetap tidak bisa kamu pesan. 
2.2.  Pilihan pengendara ditetapkan sistem, saat akan memesan ojek atau taksi online, dalam aplikasi akan terlihat seberapa banyak pengendara online disekeliligmu. Namun, saat sudah memesan kamu tidak bisa memilih yang dekat denganmu. Bisa jadi pengendara yang akan menjemputmu sedang berada jauh dan kamu harus menunggu lama hingga terjemput.
2.3.  Tidak bisa berganti tujuan, saat pertama memesan kamu sudah menentukan akan naik dari mana dan turun dimana. Dengan begitu di aplikasi akan tertera tarif yang mesti kamu bayar. Maka saat ditengah jalan harus berganti arah maka kamu tetap harus membayar sesuai tarif awal yang disetujui.
2.4.  Data pribadi beredar, saat kamu medaftarkan diri dalam aplikasi jasa transportasi online maka kamu diwajibkan mengisi berbagai data diri termasuk nomer telepon. Sesungguhnya data ini yang akan dipakai untuk pengendara bisa menghubungi saat kesusahan di jalan. Namun, kamu harus berhati-hati, karena sudah ada beberapa kasus yang menggunakan data ini untuk hal yang tidak diinginkan.

II.II. Teori Manajemen Transportasi dan Sistem Pengendalian Transportasi
Sistem manajemen transportasi (bahasa Inggris: transportation management system) adalah rangkaian sistem yang dipasang pada kendaraan agar dapat dilacak oleh pemilik kendaraan atau pihak ketiga lainnya. Sistem pelacakan kendaraan modern umumnya menggunakan sistem kedudukan sejagat (GPS) untuk menentukan lokasi kendaraan. Selain GPS, sistem ini juga dapat menggunakan frekuensi radio untuk menentukan posisi, seperti yang digunakan pada sistem LORAN dan LoJack. Sistem ini juga biasanya memiliki komponen komunikasi, seperti seluler atau satelit, untuk mengirimkan posisi kendaraan kepada pengguna di tempat lain.
Dalam manajemen armada, pelacak posisi kendaraan ini membantu para manajer armada menjadi lebih mudah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan armada mereka, selain itu bisa pula diketahui hal-hal yang behubungan dengan prestasi seorang pengemudi, biaya perawatan setiap kendaraan setiap kilometer, ataupun konsumsi bahan bakar setiap kendaraan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah menghindari curi pakai kendaraan, ataupun penggunaan jalur/trayek yang tidak seharusnya, yaitu jalur yang dilarang oleh manajer armada karena berbagai alasan. Di beberapa negara, keberadaan alat pemantau kendaraan ini berguna untuk mengurangi biaya premi asuransi, hal ini disebabkan dengan alat ini bisa mengurangi risiko kehilangan kendaraan karena pencurian, sehingga risiko perusahaan asuransi juga berkurang, dikembalikan ke pelanggan dalam bentuk pengurangan premi.
Aplikasi pada perusahaan taksi digunakan untuk mempercepat layanan penjemputan oleh armada taksi, yaitu dengan mengetahui alamat pelanggan, dan posisi taksi yang kosong, maka pusat layanan armada taksi tersebut bisa langsung menentukan taksi terdekat untuk menjemput pelanggan mereka. Aplikasi di logistik digunakan untuk melakukan efisiensi dalam rute ataupun percepatan penurunan/pengangkutan muatan dengan adanya fasilitas geofencing. Dengan fasilitas ini maka pengawas bisa mengetahui lebih awal adanya armada yang akan masuk gudang, sehingga bisa mempersiapkan pelaksanaan bongkar muat lebih dini.
Jadi, manajemen transportasi adalah sebagai usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan penghasilan jasa angkutan oleh perusahaan angkutan sedemikian rupa, sehingga dengan tarif yang berlaku dapat 21 memenuhi kepentingan umum.
Adapun pengertian sistem pengendalian transportasi yaitu aturan /prosedur yang dikenakan pada kendaran dan lalu lintas untuk menjamin operasi transport yang aman dan effisien serta menghindari terjadinya konflik. Elemen yang terkait yaitu elemen yang membentuk sistem keseluruhan sarana, prasarana, manusia, dan badan yang mengawasi agar sistem pengendalian berjalan baik
II.III. Analisis Transportasi Konvensional dan Online
Transportasi sedang mengalami isu yang membuat pengaruh perubahan sosial yang signifikan yaitu antara transportasi konvensional dan online.
Pemerintah dinilai semestinya mendorong perusahaan transportasi berbasis aplikasi (online) dan konvensional untuk berkolaborasi dibandingkan menerbitkan berbagai aturan yang tidak perlu. Kolaborasi justru akan menguntungkan semua pihak, termasuk konsumen. Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan menyatakan pemerintah sejatinya tidak perlu merevisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. “Harusnya jalankan saja seperti yang ada saat ini,” kata Tigor saat dihubungi wartawan, Jumat (24/3) malam.
Menurut dia, pengaturan tarif dan kuota transportasi online saat ini tidak relevan. Sebab, mekanisme yang berjalan di lapangan adalah hukum pasar. Masyarakat sebagai konsumen transportasi online akan memilih menggunakan moda yang nyaman dan murah. Pengaturan tarif dan kuota hanya akan berimbas pada penurunan kualitas pelayanan transportasi.
Kolaborasi antara perusahaan transportasi online dengan konvensional sejatinya bisa menjadi solusi terhadap situasi saat ini. “Pendapatan pengemudi transportasi konvensional yang berkolaborasi dengan aplikasi online justru meningkat,” kata Tigor. Kolaborasi tersebut sejatinya dapat menggabungkan kelebihan dari masing-masing bisnis. Transportasi online yang merupakan perusahaan teknologi sangat mumpuni dalam hal inovasi aplikasi.

Sementara perusahaan transportasi konvensional sangat berpengalaman dalam bisnis angkutan. Walhasil, kolaborasi tersebut justru akan menguntungkan semua pihak. Sebagai informasi, saat ini sejumlah perusahaan transportasi online di Jakarta sudah bekerjasama dengan transportasi konvensional. Contohnya, Go-Jek dan BlueBird yang melakukan kerjasama dalam lini bisnis Gocar. Ada pula Taksi Express yang berduet dengan Uber. Menurut Tigor, pemerintah seharusnya cukup mengatur standard pelayanan minimum bagi transportasi. Standard inipun harus berlaku secara nasional, dan tidak boleh diserahkan kepada pemerintah daerah. “Standard aman di Jakarta dan Semarang harus sama,” kata
Mantan Ketua dewan Transportasi Jakarta ini.
Selama ini, pemerintah justru tak menegakan standard pelayanan tersebut secara konsisten. Situasi inilah yang menjadi pemicu konsumen lebih banyak memilih transportasi online yang lebih nyaman. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya menegaskan pemerintah pada prinsipnya ingin berkeadilan. Pemerintah akan mengatur transportasi, khususnya jenis taksi baik online maupun konvensional secara adil agar tidak terjadi perang tarif yang berpotensi memicu konflik.
Keributan persoalan tranportasi online dan konvensional yang menghiasi pemberitaan di negara ini cukup mengundang kontroversi. Tranportasi berbasis aplikasi, dengan inovasinya dianggap penyebab taksi konvensional “mati perlahan” karena kalah bersaing. Banyak orang mengatakan hilangnya pasar mereka merupakan kesalahan internal di perusahaan dalam respon keseimbangan baru di industri, seperti yang ditulis dalam Majalah Tempo edisi 28 Maret 2016. Masalahnya, kalau dilihat secara jeli bukan pertarungan inovasi teknologi dan non-teknologi tetapi kesiapan pemerintah dan aturan yang menjadi payung perusahaan angkutan berbasis aplikasi. Baik tranportasi online maupun konvensional harus tunduk pada regulasi. Aplikasi online yang lebih murah karena mengganti salah satu proses, namun perusahaan aplikasi tetap harus bermitra dengan perusahaan yang memiliki kendaraan dan supir. Aturan regulasi dari pemerintah belum jelas untuk mitra perusahaan aplikasi tersebut yang seharusnya membayar tarif yang sama dengan perusahaan angkutan lainnya.

Tranportasi online dirasa masyarakat juga lebih efisien, karena hanya menunggu saja di tempat pemesan tersebut berada. Pemerintah yang harus tegas dalam memilih regulasi karena nyatanya yang menjadi korban bukanlah pengusaha. Melainkan sesama pelaku kecil, para sopir yang cemburu satu sama lain. Pemicunya perbedaan tarif pelat kuning dan pelat hitam. Regulated price harus dibuat seadil mungkin. Semua perkembangan teknologi ini harus mengarahkan negara menjaga keseimbangan dan perubahan yang sehat karena persaingan.

Penghasilan pengemudi transportasi konvensional berkurang drastis "Gaji angkutan taksi berkurang biasanya bisa bawa 600rb/hari bruto, skrg bawa 200rb aja udah bersyukur" Pieter Yan pengemudi Eagle Taxi. Jumlah penghasilan pengemudi taksi mayoritas menurun jauh dari biasanya semenjak muncul jasa transportasi berbasis aplikasi. Lanjutnya hari ini dia dapat Rp 129.000 , bensin 120 km = Rp 100.000 belum kalau macet, berapa yang mau disetor ke bos dan yang mau dibawa pulang kerumah, listrik 1 hari Rp 20.000, jadi wajar kalau supir trasnportasi konvensional berdemo. Regulasi UU.No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 138 ayat 3: “Angkutan umum dan angkutan jalan hanya dilakukan oleh angkutan bermotor umum” maksudnya angkutan umum hanya boleh dari angkutan umum yang berplat kuning, bukan dari plat hitam.

Epyardi Asda,anggota DPR sebagai orang yang membuat UU no.22 tahun 2009 mengatakan bahwa pemerintah punya kewajiban menyediakan transportasi umum, penyelenggaraan itu harus lewat BUMN, BUMD, dan BH, ini termasuk jelas antara legal dan tidak legal. Untuk kasus Ojek dan gojek sama-sama dilarang karena gak ada di hukum. Kalau kendaraan roda dua dijadikan kendaraan umum terlalu beresiko membahayakan karena jarak tempuhnya. Aturan Grab dan Uber harus memiliki badan hukum terlebih dahulu dan mengikuti regulasi yang berlaku.Sementara ojek dan gojek masih dalam status dilarang secara undang-undang. Intinya masalah persaingan antara transportasi konvensional dan yang berbasis aplikasi ini sudah tidak ada

















BAB III
KESIMPULAN

Saran
Setelah membahas mengenai Transportasi Konvensional dan Online, ada beberapa solusi yaitu dengan berdiskusi antara pemilk perusahaan transportasi konvensional dan penyedia aplikasi transportasi online. Pertama mungkin dengan menyamakan tariff, sehingga tidak ada keirian, harus menaruh tariff dasar yang sama agar tidak terjadi perbadaan harga yang begitu jauh. Disaat ini masyarakat membutuhkan transportasi yang murah dan nyaman, sehingga sebaiknya mereka memasang tariff dasar bersama yang murah. Kemudian konvensional juga dapat beralih untuk memilki layanan online, atau dengan pool-pool kendaraan yang masyarakat dapat menjangkaunya dengan mudah. Transportasi konvensional juga perlu membenahi pelayanan mereka, seperti yang dilakukan transportasi online, sehingga masyarakat dapat menggunakan nya dengan nyaman. Sehingga tidak ada perbedaan dan persaingan yang terlalu menonjol, jika sama-sama menyamakan tujuan, untuk menjadi transportasi yang layak untuk masyarakat.
Sekalipun fenomena transportasi online vs transportasi konvensional ini multidimensi: ada aspek hukum, sosial, budaya, moral, teknologi dll. Peristiwa ini juga terjadi karena pemerintah belum menyediakan regulasi yang dapat menyikapi angkutan publik berbasis aplikasi. Pungutan angkutan secara jelas juga harus diperbaiki sehingga angkutan umum tidak dirugikan. Hukum atau aturan yang dibuat seharusnya bisa mengatasi. Perlindungan kepada semua pihak adalah hal yang utama sehingga tidak ada yang dirugikan.


Daftar Pustaka

http://lugcool.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-transportasi-di-indonesia.html
songtusong.blogspot.com/2016/03/jasa-transportasi-online.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar